Al Haliim Blog

Dakwah Islam, Kisah Islami, Cerita Inspiratif, Motivasi

Friday 24 June 2016

Peristiwa Terbentuknya Hilful Fudhul

Peristiwa Terbentuknya Hilful Fudhul - Hallo sahabat Al Haliim, Pada sharing kali ini yang berjudul Peristiwa Terbentuknya Hilful Fudhul , saya telah menyediakan informasi dari awal sampai akhir yang dirangkum dari berbagai sumber. mudah-mudahan isi postingan yang saya tulis ini dapat anda pahami. Baiklah Sahabat, langsung aja ni dia informasinya.

artikel : Peristiwa Terbentuknya Hilful Fudhul
hilful fudhul
Bismillahirrahmanirrahim

Seorang lelaki dari Bani Zubaidah datang ke Makkah, membawa barang dagangan. Wa'il bin Al-'Ash terkenal di kalangan kaumnya sebagai orang yang sering memperkosa hak-hak orang lain, tertarik oleh barang dagangan orang dari Bani Zubaidah itu. Dengan alasan hendak membelinya ia mengambil barang tersebut, tetapi tidak mau atau menahan-nahan pembayaran harganya. Karena merasa dirugikan, orang dari Bani Zubaidah itu minta pertolongan kepada beberapa orang pemuka Quraisy, tetapi tidak seorang pun yang berani menghadapi Wa'il bin Al-'Ash mengingat kedudukannya dalam masyarakat. Bahkan orang dari Bani Zubaidah itu mereka hardik dan mereka bentak. Setelah ia melihat tidak ada jalan lain yang dapat ditempuh untuk memperoleh haknya dari Wa'il, keesokan harinya ketika matahari terbit ia naik ke puncak bukit Abi Qubais. Pada saat itu beberapa pemuka masyarakat Quraisy sedang berkumpul disekitar Ka'bah. Dengan suara keras ia meneriakan beberapa syair.
"Hai keluarga Fihr, seorang pedagang diperlakukan tak semena-mena,
Di tengah kota suci Makkah yang mulia.
Jauh dari kampung halaman dan kaum kerabatnya.
Orang berihram terpencil tak dapat menunaikan umrahnya!

Hai kesatria-kesatria jantan pengawal Hijr dan Hajar.
Kesucian Ka'bah hanya berlaku bagi orang terhormat.
Tidak suci bagi kaum penipu durhaka!"
Mendengar itu Zubair bin Abdul Muthalib berdiri lalu berkata kepada teman-temannya: "Keadaan seperti itu tidak boleh dibiarkan!"

Beberapa saat kemudian beberapa orang tokoh Bani Hasyim, Bani Zuhrah dan Bani Taim bin Murah berkumpul di rumah Abdullah bin Jud'an. Setelah makan bersama mereka saling menyatakan janji dan sumpah akan bersatu dengan kaum yang teraniaya melawan setiap bentuk kezaliman dan bertekad menghadapi setiap orang yang berbuat zalim hingga ia mau mengembalikan hak yang dirampasnya dari orang lain.

Berdasarkan tujuan kebaikan (fadhl) itulah maka orang-orang Quraisy menamai persekutuan tersebut Hilful Fudhul. Mereka memandang keikutsertaan dalam persekutuan itu berarti membela dan menegakkan kebaikan. Setelah saling menyatakan sumpah mereka berangkat ke rumah Wa'il bin Al-'Ash. Dengan tekanan dan paksaan mereka berhasil mengambil barang rampasan dari tangan Wa'il untuk dikembalikan kepada pemiliknya, lelaki dari Bani Zubaidah.

Rasulullah SAW sendiri amat gembira menyambut "Hilful Fudhul" dan beliau tetap berpegang teguh pada prinsip kebenaran dan keadilan yang hendak ditegakkan oleh persekutuan tersebut, hingga masa sesudah bit'tsah. Beliau pernah menegaskan, "Di rumah 'Abdullah bin Jud'an aku dahulu pernah menyaksikan terbentuknya suatu persekutuan, yang jika dalam Islam aku diajak serta dalam persekutuan seperti itu pasti kusambut baik."

Ibnul-Atsir dalam "Al-Bidayah Wan-Nihayah" mengatakan, bahwa perbuatan kelewat batas yang dilakukan pemuda-pemuda Quraisy pada masa itu terhadap kaum pendatang dari luar Makkah tidak akan berhenti bila tidak terdapat Hilful Fudhul, yang angota-anggotanya bersikap tegas dalam menghadapi mereka yang berbuat sewenang-wenang. Ibnul-Atsir kemudian menyebut beberapa peristiwa antara lain; seorang dari Bani Khats'am datang ke Makkah untuk melakukan peribadatan di sekitar Ka'bah. Ia membawa anak gadisnya yang termasuk wanita Arab tercantik. Seorang pemuda bernama Nabih bin Hajjaj sangat tergiur melihat gadis itu, dan akhirnya ia berbuat nekad meculik gadis tersebut. ayahnya berteriak minta tolong. Orang menasehatinya supaya ia minta bantuan dari Hilful Fudhul. Ia segera menemui beberapa orang anggota persekutuan tersebut untuk meminta pertolongan mereka. Tak lama kemudian pemuda yang melakukan penculikan berhasil ditangkap dan memaksa pemuda itu mengembalikan gadis yang diculiknya kepada orang tuanya dalam keadaan belum dijamah sama sekali. Masih banyak lagi peristiwa kejahatan yang digagalkan oleh anggota Hilful Fudhul.

Hingga zaman pertumbuhan Islam, Hilful Fudhul masih tetap merupakan kenangan baik dalam pikiran kaum Muslimin. Mengenai itu Ibnu Ishaq mengetengahkan peristiwa persengkataan yang pernah terjadi anta Al-Husain bin Ali bin Abu Thalib dengan Al-Walid bin 'Utbah bin Abu Sufyan.. Ketika itu Al-Walid berkedudukan sebagai penguasa daerah Madinah yang diangkat oleh pamannya Mu'awiyah bin Abu Sufyan. Peristiwa itu berupa tindakan perampasan yang dilakukan oleh Al-Walid atas sebidang tanah milik Al-Husain R.A. di Dzil-Marwah. Tindakan itu dilakukan Al-Walid berdasarkan kekuasaan semata-mata. Sebagai reaksi terhadap tindakan sewenag-wenang itu Al-Husain R.A. dengan tegas berkata, "Aku bersumpah demi Allah, apabila Anda tidak berbuat adil terhadap hak milikku, akan kuambil pedangku dan aku akan berdiri di Masjid Rasulullah SAW, mengajak semua orang untuk menghidupkan kembali Hilful Fudhul!"

Pada saat Al-Husain R.A. mengucapkan kata-kata itu hadir pula di depan Al-Walid beberapa tokoh Muslimin, diantaranya 'Abdullah bin Zubair. Mendengar ucapan Al-Husain R.A. itu, 'Abdullah bin Zubair cepat menyahut, "Aku pun bersumpah, demi Allah, bila Husain mengajakku turut serta dalam persekutuan itu, akan kuambil pedangku dan aku akan berdiri di belakangnya hingga ia memperoleh kembali haknya, atau biarlah kita semua mati membelanya!" Ketika pernyataan dua orang tokoh Muslimin itu di dengar oleh Miswar bin Maslamah bin Naufal Az-Zuhriy, ia pun memberi tanggapan dan menegaskan sikap yang sama. Demikian pula 'Abdurahman bin 'Utsman At-Taimiy.

Ketika Al-Walid bin Utbah mendengar pernyatan-pernyataan mereka dan mengetahui kemungkinan akan terjadi pengelompokkan baru untuk menghidupkan kembali Hilful Fudhul ia mengubah sikapnya dan meperlakukan Al-Husain R.A. secara adil, yaitu mengembalikan hak miliknya yang dirampas hingga ia merasa puas.


Sumber: Riwayat Kehidupan Nabi Besar Muhammad SAW. Oleh: H.M.H Al-Hamid Al-Husaini. Hal. 234-237


Demikianlah Informasi tentang Peristiwa Terbentuknya Hilful Fudhul

Sekian Artikel Peristiwa Terbentuknya Hilful Fudhul , mudah-mudahan bisa memberikan manfaat untuk anda semua. baiklah, Itulah postingan kali ini.

Anda sedang membaca artikel Peristiwa Terbentuknya Hilful Fudhul Semoga artikel ini bisa bermanfaat. Terima Kasih Telah Berkunjung dan Jangan Lupa Share Ke Media Social.

Tag : , , ,
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Peristiwa Terbentuknya Hilful Fudhul

0 comments:

Post a Comment