Al Haliim Blog

Dakwah Islam, Kisah Islami, Cerita Inspiratif, Motivasi

Monday, 27 June 2016

Kisah Islami - Ketajaman dan Kelurusan Pikiran Khalifah Umar bin Khathab | Al Haliim

Kisah Islami - Ketajaman dan Kelurusan Pikiran Khalifah Umar bin Khathab | Al Haliim - Hallo sahabat Al Haliim, Pada sharing kali ini yang berjudul Kisah Islami - Ketajaman dan Kelurusan Pikiran Khalifah Umar bin Khathab | Al Haliim, saya telah menyediakan informasi dari awal sampai akhir yang dirangkum dari berbagai sumber. mudah-mudahan isi postingan yang saya tulis ini dapat anda pahami. Baiklah Sahabat, langsung aja ni dia informasinya.

artikel : Kisah Islami - Ketajaman dan Kelurusan Pikiran Khalifah Umar bin Khathab | Al Haliim
Bismillahirrahmanirrahim...

Umar bin Khattab
Umar Ibnul Khathab berasal dari suku Quraisy dan silsilahnya bertemu saudara se-darah dengan Rasulullah SAW pada kakek mereka, yaitu Ka'ab bin Luay.  Sebelum masuk Islam, Umar adalah termasuk orang yang paling kejam dan keras dalam memusuhi Islam, termasuk orang yang ingin membunuh Rasulullah SAW kala itu, Ia terkenal dengan gelar 'Singa Darat' dan setelah masuk Islam, Ia adalah orang yang paling depan memusuhi orang-orang kafir, paling cinta kepada Rasulullah dan sangat peduli dengan Islam serta paling tegas dalam memutuskan perkara, maka Rasulullah SAW memberi gelar kepada Umar bin Khathab dengan panggilan "Al-Faruq" (Pembeda antara yang haq dan yang bathil).

Umar bin Khathab adalah orang yang rendah hati karena Allah, makanan dan pakaiannya sangat sederhana. Ia tidak segan-segan membawa tempat air minum di pundaknya.  Ia juga penunggang kuda tanpa pelana dan menunggang unta dengan berpelana daun.  Tertawanya sedikit sekali, jarang bergurau, tampak serius dan berwibawa.  Umar bin Khathab selalu memakai cincin yang diukir dengan tulisan, "Cukuplah Kematian Sebagai Pelajaran, hai Umar."

Umar bin Khathab hanya mempunyai dua setel pakaian, tidak halal bagi Umar apabila mempunyai lebih dari dua setel pakaian.  Pakaian yang satu digunakan untuk musim dingin, dan pakaian yang satunya lagi digunakan pada musim panas.

Pada suatu hari di mana kaum muslimin hendak hijrah ke Madinah, mereka seluruhnya meninggalkan kota Mekkah secara sembunyi-sembunyi, kecuali Umar bin Khathab yang hijrah, berangkat ke Madinah dengan terang-terangan.

Umar sengaja pergi pada siang hari dan melewati gerombolan-gerombolan Quraisy. Ketika melewati mereka, Umar berkata : "Aku akan meninggalkan Mekkah dan hijrah ke Madinah.  Barang siapa yang ingin menjadikan ibunya kehilangan puteranya atau ingin anaknya menjadi yatim, maka silahkan menghadang aku di balik lembah ini..!"

Mendengar perkataan Umar yang gagah itu, tidak seorang pun yang berani membuntuti apalagi mencegahnya.  Itulah kekuatan yang dimiliki Umar sejak awal keimanannya sampai akhir hayat dalam mengarungi seluruh kehidupannya.

Tidak salah Rasulullah SAW memberikan gelar "Al-Faruq" (orang yang pandai membedakan antara perkara yang haq dengan yang bathil) kepada Umar bin Khathab.  Pada suatu ketika terjadi berita fitnah dan bohong (haditsulifki) yang melibatkan Siti 'Aisyah (istri Rasulullah SAW), maka Rasulullah SAW bermusyawarah dengan beberapa tokoh sahabat untuk dimintai tanggapan dan pendapat mereka.

Ketika beliau berbicara dan berdialog dengan Umar bin Khathab, maka Umar memberikan tangapannya, "Ya.. Rasulullah, siapakah yang mengawinkan engkau dengan 'Aisyah..?" Nabi menjawab, "Allah-lah yang mengawinkan aku dengan 'Aisyah."  Umar berkata lagi, "Apakah Allah menipumu..?"  Rasulullah SAW berkata, "Maha suci Engkau, ya.. Allah, sesungguhnya ini adalah berita bohong yang besar."  Setelah Rasulullah mengucapkan kata-kata tersebut, lalu turunlah firman Allah (yang terdapat) dalam surat An-Nur.

"Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu; 'Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini.  Maha suci Engkau, ya, Tuhan kami, ini adalah dusta/kebohongan yang besar." (QS. An-Nur : 16)

Hal ini atau kejadian semacam ini adalah sebuah contoh, dan masih banyak lagi ayat Al-Qur'an yang turun dalam rangka membenarkan pendapat, usulan ataupun ide dari Umar bin Khathab RA.

Umar bin Khatab berkali-kali berkata kepada Rasulullah SAW, agar menjelaskan atau memberikan suatu keputusan yang memuaskan tentang hukum minum arak.  Tidak lama kemudian setelah Umar berkali-kali berkata begitu, maka turunlah firman Allah SWT yang menjelaskan tentang hukum minum arak atau khomar.

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khomar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan.  Maka dari itu jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan." (QS. Al-Maidah : 90)

Pada suatu ketika Rasulullah hendak menyalati Abdullah bin Ubai (salah seorang pemimpin kaum munafik) sebagai tanda simpatik kepada anak-anak putera Abdullah bin Ubai sebagai pejuang kaum muslimin, Rasulullah SAW ditegur oleh Umar bin Khathab seraya berkata, "Hai.. Rasulullah, bagaimana engkau menyalati orang munafik ini padahal dialah yang pernah berkata, 'Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya.'" (dikisahkan dalam Al-Qur'an surat Al-Munafiqun : 8)  Setelah Umar berkata begitu, maka turunlah ayat Al-Qur'an

"Dan janganlah kamu sekali-kali menyalati (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik." (QS. At-Taubah : 84)

Pada suatu hari ketika terjadi perang Badar, banyak kaum kafir Quraisy yang menjadi tawanan kaum muslimin.  Seperti biasanya Rasulullah SAW bermusyawarah dengan para sahabatnya mengenai tindakan yang patut untuk diterima para tawanan itu.  Hal ini dimusyawarahkan karena Rasulullah SAW belum pernah diserahi ketegasan ataupun ketetapan dari Allah SWT tentang kebijakan perkara ini.

Maka Umar bin Khathab pun memberikan pendapatnya yaitu, agar tawanan tersebut dibunuh saja.  Sedangkan Abu Bakar Ash-Shidiq berpendapat, para tawanan itu hendaknya dibebaskan dengan tebusan dari keluarga tawanan.  Rasulullah SAW kemudian mengambil usulan dan pendapat Abu  Bakar Ash-Shidiq, tetapi tak lama kemudian turunlah ayat Al-Qur'an yang menyatakan bahwa tawanan itu hendaklah dibunuh saja, yang mensuratkan bahwa Allah membenarkan pendapat Umar bin Khathab RA yang terdapat dalam surat Al-Anfal 

"Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil pelajaran." (QS. Al-Anfal : 57)

Abu Bakar Ash-Shidiq yang mendengar ayat tersebut langsung menangis dan berkata, "Kalau sekiranya turun azab Allah SWT dari langit maka tidak akan ada yang selamat kecuali Umar bin Khathab RA."

Alhamdulillah...


Dikutip dari buku "10 Sahabat yang Dijamin Masuk Syurga Beserta Calon-calon Penghuni Syurga" oleh Ust. Fairuz Masduqi


Demikianlah Informasi tentang Kisah Islami - Ketajaman dan Kelurusan Pikiran Khalifah Umar bin Khathab | Al Haliim

Sekian Artikel Kisah Islami - Ketajaman dan Kelurusan Pikiran Khalifah Umar bin Khathab | Al Haliim, mudah-mudahan bisa memberikan manfaat untuk anda semua. baiklah, Itulah postingan kali ini.

Anda sedang membaca artikel Kisah Islami - Ketajaman dan Kelurusan Pikiran Khalifah Umar bin Khathab | Al Haliim Semoga artikel ini bisa bermanfaat. Terima Kasih Telah Berkunjung dan Jangan Lupa Share Ke Media Social.

Tag : , , ,
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Kisah Islami - Ketajaman dan Kelurusan Pikiran Khalifah Umar bin Khathab | Al Haliim

0 comments:

Post a Comment